BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Republik Arab Mesir, lebih dikenal
sebagai Mesir, (bahasa
Arab: مصر, Masr) adalah sebuah negara yang
sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Dengan luas wilayah sekitar 997.739
km² Mesir mencakup Semenanjung
Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan
sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika
Utara. Posisi Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah
barat, Sudan di selatan,
jalur Gaza dan Israel di
utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara
dan Laut Merah di timur.
Mesir mayoritas penduduknya menetap
di pinggir Sungai
Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan
merupakan bagian dari gurun sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban
kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya
Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses.
Mesir diakui
secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur
Tengah. Modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang
berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu
Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya diam
ditempat. Diantara tokoh-tokoh tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh,
dan Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling
menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
Sistem Pendidikan di negara Mesir
meliputi:
a)
Sekolah Dasar (Ibtida’i).
b)
Sekolah Menengah Pertama (I’dadi).
c)
Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah).
Pada kesempatan ini kami dari kelompok kedua pada mata kuliah Perbandingan
Pendidikan Islam akan mencoba membahas tentang Sistem Pendidikan di Negara
Mesir.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM
PENDIDIKAN NEGARA MESIR
A. Sejarah Pendidikan di Mesir
Secara
historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang
berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu
Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan.
Di antara tokoh-tokoh tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan
Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling
menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
Berawal dari datangnya Napoleon
Bonaparte di Alexandria, Mesir pada tanggal 2 Juli 1798 M. Tujuan utamanya
adalah menguasai daerah Timur, terutama India. Napolen Bonaparte menjadikan
Mesir, hanya sebagai batu loncatan saja untuk menguasai India, yang pada waktu
itu dibawah pengaruh kekuasaan kolonial Inggris. Kedatangan Napolen ke Negara Mesir
tidak hanya dengan pasukan perang, tetapi juga dengan membawa seratus enam
puluh orang diantaranaya pakar ilmu pengetahuan, dua set percetakan dengan
huruf latin, Arab, Yunani, peralatan eksperimen, diantaranya membawa teleskop,
mikroskop, kamera, dan lain sebagainya, serta seribu orang sipil. Tidak hanya
itu, ia pun mendirikan lembaga riset bernama Institut d’Egypte, yang
terdiri dari empat departemen, yaitu: ilmu alam, ilmu pasti, ekonomi dan
polititik, serta ilmu sastera dan kesenian. Lembaga ini bertugas memberikan
masukan bagi Napoleon dalam memerintah Mesir. Lembaga ini terbuka untuk umum
terutama ilmuwan (ulama’) Islam. Ini adalah moment kali pertama ilmuwan Islam
kontak langsung dengan peradaban Eropa, termasuk Abd al-Rahman al-Jabarti. Baginya
perpustakaan yang dibangun oleh Napoleon sangat menakjubkan karena Islam
diungkapkan dalam berbagai bahasa dunia.
Perjalanan Napoleon ke Mesir membawa sebuah harapan
dan perubahan yang bagus bagi sejarah perkembangan bangsa Mesir, terutama yang
menyangkut pembaharuan dan modernisasi pendidikan di sana. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Perancis banyak memberikan inspirasi bagi tokoh-tokoh
Mesir untuk melakukan perubahan baik secara sistem dan kurikulum pendidikan
yang sebelunya dilakukan secara konvesional. Diantara tokoh yang mendapatkan
inspirasi tersebut adalah Muhammad Ali Pasa dan Muhammad Abduh. Dua
tokoh ini, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang
lain.
B. Politik dan Tujuan Pendidikan
Pemerintah
Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem
pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan
manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir
memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis
dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi
masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat.
Kementrian
pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan
demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang
demokratis.
2. Pendidikan juga dimaksud sebagai
pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional
antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada
penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya
dan identitas Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring
masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan
pendidikan diri sendiri.
5. Pendidikan harus mencakup
pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, mempelajari bahasa-bahasa
selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai
kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.
C.
Struktur dan Jenis Pendidikan
Sistem
pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan
struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian
Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di
negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang
diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah
khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah militer, dan ada
pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada
program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau
lembaga.
Modernisasi
pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan dan
perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis dan system persekolahan
yang semula otonom menjadi system pendidikan nasional.
Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi:
1. Sekolah
Dasar (Ibtida’i). selama 5 tahun
2. Sekolah
Menengah Pertama (I’dadi). Selama 3 tahun
3. Sekolah
Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah). Selama 3 tahun
4. Pendidikan
Tinggi. Selama 4-6 tahun.
1. Sistem Sekolah Sekuler (Umum)
Pendidikan wajib di mesir berlaku
sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar (Ibtida’I dan
I’dadi) . Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului
pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di
kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama
yang dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade 1” samapai “Grade5” , dan
jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade 6”
sampai ”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam
tahun 1984.
Setelah mengikuti pendidikan dasar
selama delapan tahun, murid-murid punya empat pilihan : tidak bersekolah lagi,
memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah tekhnik menengah tiga tahun,
atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama
(Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih murid harus
memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan
11.
Pendidikan tinggi di universitas
institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan
pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau
lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih.
2. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama
dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah
bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata
pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Grade 10 dan Grade
11 sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah
ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama selama
dua tahun.
Pada level universitas
fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi
kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan
guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem
Al-Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan
jumlah murid sekolah sistem sekuler.
5. Pendidikan Nonformal
Pendidikan
Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana
diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan
bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau
orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau
pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di
mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi.
Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan
nonformal ada dalam asfek itu.
C. MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Otoritas
Sistem pendidikan mesir adalah
tanggung jawab kementrian negara. Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai
dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan,
kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-pejabat
pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas pengimplementasiannya.
Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan melengkapi serta mengawasinya agar
berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha mendorong sumbangan dana partisipasi
masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk
menjamin terselenggaranya operasional dengan efisien.
Menteri bersidang dalam waktu-waktu
tertentu dengan dewan-dewan yang berada di bawah kesertariatan dan sejumlah
dewan-dewan lain. Menteri juga memimpin sidang dewan universitas yang
bertanggung jawab atas prencanaan dan pembuatan kebijakan. Struktur organisasi
goernorat pada dasarnya mirip dengan struktur organisani di pusat kementrian
tetapi hanya lebih sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan
dengan jaringan supervisor dan administrator.
Kementrian Al-azhar bertanggung
jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan pendidikan pada universitas Al-azhar
dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah lainnya dalam lingkungan Al-azhar.
2.
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil
pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli,
para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah
panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua
panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan.
Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan
Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan.
Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk
mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional
bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan
kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu
disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah
penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan
perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari semua
level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan
untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan,
dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta
perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil
mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku
tes menurut kurikulum tidak persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan.
Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat
peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang
digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh
berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk anitia kurikulum dari semua
jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada umumnya sekolah dan
masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi
pelajaran.
3. Ujian,
Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat
memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena
begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4,
dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang
lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan
ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan
dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat
skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang
diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah
teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn
tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat
penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang
akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh
menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat
kompetitif ini membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan
percontekan dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya
kursus-kursus privat.
4. Training Guru
Inisiatif UNESCO Mesir
Sebagai lembaga internasional yang
bergerak dalam bidang pendidikan, UNESCO Mesir mengembangkan suatu sistem
pelatihan guru untuk mendukung tercapainya sumber daya manusia Mesir yang
handal. Training ini diselenggarakan melalui kerjasama dengan perusahan-perusahaan
besar yang berperan dalam melakukan sertifikasi keahlian guru selepas training.
1.
Pengembangan sistem training guru yang terintegrasi dan terpadu yang
dilakukan di Mesir tampaknya dapat menjadi model yang dapat dikembangkan di
Indonesia. Keterpaduan yang menyangkut pemberian layanan training yang dikemas
dalam penyebaran informasi, penggunaan teknologi untuk training jarak jauh,
pengembangan muatan training, dan koordinasi antar instansi terkait telah
menyebabkan training guru yang dilakukan oleh Training Development Center
(TDC) maupun oleh UNESCO memiliki arah pengembangan kompetensi guru lebih jelas
dan biaya yang dibutuhkan lebih efesien.
2.
Pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru yang dilakukan di
Mesir lebih mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya untuk
memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan standar
internasional. Arah kebijakan ini memiliki nilai strategis dalam penyiapan SDM
guru yang mampu mengawal pendidikan yang berkualitas di masa mendatang.
Peningkatan kompetensi guru seperti ini sesungguhnya sangat relevan dengan kebijakan
pendidikan di Indonesia yang kini tengah dengan giat mewujudkan pendidikan yang
bermutu, yang tidak saja dapat memenuhi standar nasional pendidikan (SNP)
tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menguasai standar
internasional. Dengan kata lain, arah kebijakan pendidikan di Mesir memiliki
kemiripan dengan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menyiapkan lulusan
pendidikan yang memiliki daya kompetitif global.
3.
Sebagai negara yang padat penduduk dan memiliki banyak lembaga
pendidikan guru, dan siswa, Mesir telah mengembangkan suatu sistem pelatihan
guru melalui pelatihan jarak jauh (distance learning/training) dengan
menggunakan keunggulan teknologi informasi. Model ini juga penting untuk
dikembangkan di Indonesia agar pelayanan pendidikan dan pelatihan kepada guru
dapat dilakukan lebih cepat dan efesien.
4.
Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan
di Mesir tampaknya lebih bergradasi dan dapat menciptakan profesionalisme
pendidik. Sistem yang diatur mulai dari status guru sebagai assistant
teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher. Jenjang
status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru
dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
5.
Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan tradisi agama yang
kuat, Mesir memiliki sistem pembelajaran agama Islam pendidikan Islam yang
sangat kuat. Standar untuk pendidikan Islam pun dilakukan dengan standar yang
lebih menjamin lulusan pendidikan keagamaan agar memiliki pengetahuan dan
pemahaman agama yang kuat. Karena itu, dalam pengembangan kurikulum dan
evaluasi pendidikan agama, pendidikan Islam di Mesir sering menjadi rujukan
negara-negera Islam lainnya. Sebagai misal, sistem pendidikan al-Azhar Cairo
terbuka untuk menerima calon mahasiswa dari berbagai lulusan sekolah menegah
namun mereka harus lulus seleksi, memiliki ijazah yang diakui setara, dan harus
mengikuti matrikulasi bagi mereka yang dianggap belum cukup dapat melanjutkan kuliah.
Sistem ini sebenarnya belum dimiliki di Indonesia, karena akses pendidikan
untuk masuk di PTAI masih longgar dan standar kelulusan calon mahasiswa
variatif.
5. Perguruan
Tinggi
Negara Mesir memiliki beberapa
Perguruan Tinggi yang sangat handal, dimana banyak perguruan tinggi di Mesir
diminati oleh para mahasiswa di berbagai Negara, diantaranya banyak mahasiswa
perguruan tinggi di Mesir berasal dari Amerika, Canada, Malaysia, Inggris,
termasuk mahasiswa asal Indonesia.
Salah satu perguruan tinggi yang
paling banyak diminati oleh mahasiswa asal Indonesia ialah Universitas Al Azhar
Cairo. Beberapa Universitas yang ada di Mesir diantaranya adalah Universitas Al
Azhar, Universitas Cairo, Universitas Alexandria, Universitas Ain Shams,
Universitas Assiout, Universitas Mansoura, Universitas Tanta, Universitas
Manoufia, Universitas Lembah Selatan, dan lain sebagainya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar